Minggu, 05 Januari 2014

(Cerbung) Hikayat Raja Negeri Lima Chapter 1

Harimau Dari Negeri Lima
Oleh : Aliza Mehayu


Tersebutlah di sebuah kerajaan bernama Negeri Lima, seorang putra mahkota akan menghadiri upacara pengangkatannya sebagai pewaris tahta. Tapi sedihnya, karena ulang perdana menteri maka tak ada satu pejabatpun yang datang ke balairung istana. Raja dan Putra Mahkota tak bisa berbuat apa-apa, karena kendali politik ada di tangan Perdana Menteri.
Raja yang sedang sakit berpesan pada anaknya, "Putra Mahkota kau harus mengingat hari ini dengan jelas. Jika kau ingin memerintah memerintah negeri ini maka kau memegang kendali politiknya."

Putra Mahkota yang berusia remaja itu menahan kemarahan dalam hati. Ia paham apa maksud ayahnya. Tak berguna sebuah gelar kalau kalau tak berkompeten. Perdana mentri memang sengaja walk out dr penobatan Putra Mahkota. Dia ingin menunjukkan pada rakyat bahwa ialah yang berkuasa. Dan ia juga ingin menekankan pada Putra Mahkota bahwa di negeri ini kekuasaan raja tak punya taring jika tidak di dukung parlemen.


Tak lama kemudian raja yang sakitpun meninggal,dan Putra Mahkota naik tahta. Raja baru sangat paham kalau perpolitikan masih di bawah kendali Perdana Menteri. Langkah awal yang ia ambil adalah menimbulkan perpecahan antara Perdana Menteri dan menteri pendukungnya.
Caranya?

Caranya dengan mengangkat ratu, yang merupakan putri dari salah satu menteri bawahan sang Perdana Menteri. Dengan begitu raja sudah punya pengikut yang jelas akan mendukungnya. Kasihan ratu, pernikahannya hanya alat politik saja. Tapi ratu nan bijaksana ini tetap bahagia.

"Mungkin sudah takdirku. Tak mengapa, Ibu. Walau Yang Mulia Raja tak mencintaiku, aku tetap bahagia. Aku adalah ibu dari negara ini, jadi aku akan melaksanakan tugasku dengan sempurna sebagai ibu negri ini" Begitu ucap Ratu pada ibunya.

Raja sangat cerdik. Ia sengaja memilih mertuanya yang seorang Menteri Pertahanan yang membawahi semua tentara kerajaan. Otomatis semua tentara kerajaan sudah Raja kuasai. Perdana Menteri mulai ketar ketir. Ia tak mengira Raja yang belum berusia 18 tahun itu begitu cerdik.

"Selama ini ia berpenampilan bak seorang pangeran manja, yang hanya bisa bersembunyi di balik kebesaran nama ayahnya. Aku keliru."

Memang ini adalah trik dari mendiang raja yang sudah meninggal. Dia mencitrakan kalau anaknya hanya pangeran manja dan pemalas, padahal sebenarnya ia telah mempersiapkan penerus yang mumpuni. Ia tahu rencana licik Perdana Menteri. Tapi kondisinya sudah begitu lemah sejak kecil, jadi pemerintahan sering di ambil alih oleh parlemen. Jadi saat ia sedang terbaring sakit, Perdana Menteri lah yang memerintah dan mengambil kebijakan yang menguntungkan golongannya saja.
Ia tak ingin putranya kelak hanya jadi boneka Perdana Menteri. Dan dengan sengaja mengatur gossip yang mengatakan kalau Putra Mahkota hanya seorang pemalas dan bodoh.
Caranya dengan menyebar tukang gossip di pasar, di pesta, di jamuan makan, di kedai-kedai dan tempat keramaian lainnya. Si BiGoss (Biang Gossip) ini untuk membaur dengan ibu-ibu dan menyebarkan kejelekan Putra Mahkota. Dan....berhasil!
Itulah mengapa Perdana Menteri yang sudah menyiapkan putrinya untuk jadi ratu, sangat terkejut. Tadinya ia sudah menyiapkan trik agar yang dipilih sebagai ratu adalah putrinya.

Setelah menguasai kekuatan militer, Raja sudah menyiapkan langkah selanjutnya. Raja berkata pada penasehatnya, "Penasehat, menurutmu apa yang saat ini sangat di butuhkan oleh rakyatku?"

"Harga bahan pokok yang terjangkau, Yang Mulia." Jawab Penasehat.

"Bagaimana caranya supaya harga bahan pokok bisa turun?" Raja bertanya lagi.

"Itu..sangat susah, Yang Mulia. Hampir tidak mungkin." Sang Penasehat menjawab dengan muka keruh.
"Karena negeri kita bukan negeri agraris, jadi bahan pokok semuanya kita impor dari negeri tetangga. Tanah di negeri kita tandus tidak bisa di pakai untuk pertanian." Tambah Penasehat.

"Paman, tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini." Yang Mulia tersenyum pada Penasehat yang juga adalah pamannya. "Memang kita bukan negri agraris tapi tanah kita yang tandus kaya kandungan minyak bumi dan mineral berharga batu bara." Ucap Raja

"Yang Mulia tahu, kan, kalau tambang-tambang kita di kuasai oleh pihak asing yang telah bekerja sama dengan Perdana Menteri" Sanggah Penasehat.
"Dan Perdana Mentri dengan liciknya telah membuat kesepakatan dengan pihak asing tersebut, atas nama kerajaan." Kata Penasehat lagi.

To be continued....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar